Suku baduy banten indonesia


Jalan-jalan ke banten,mencari info tentang suku baduy.
sosok pria yang saya temui ini lebih sering dipanggil Ayah kifly atau Jarokifly, mengacu pada anak sulungnya. Sudah lazim bagi warga Baduy menggunakan panggilan, nama anak pertama mereka.
Perbincangan yang dilakukan di beranda rumahnya itu hanya diterangi oleh cahaya lampu minyak buatan sendiri. Tak ada aliran listrik ke kampung mereka yang berjarak sekitar 40 Kilometer dari Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Kampung Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik adalah tiga dusun di Desa Kanekes yang terisolir dan dihuni oleh masyarakat adat Baduy Dalam. Sedangkan, masyarakat Baduy Luar, tersebar di Desa Kanekes mengelilingi wilayah Baduy Dalam. 
Mengawali kisah Suku Baduy Dalam, Jaro Sami menguraikan pakaian yang mereka kenakan sehari-hari. Baju berwarna putih, kain sarung hitam, dan ikat kepala putih menjadi pakaian keseharian mereka.
Sesekali, saat melakukan perjalanan ke Baduy Luar, atau ke luar Baduy, baju putih mereka berganti menjadi pakaian berwarna hitam.
"Pakaian hitam dan putih itu amanah dari nenek moyang mereka(baduy), itu wajib. Kami harus taat pada aturan, begitu juga dengan rumah dan perabotan juga harus sama," ujarnya dengan bahasa dialek Sunda-Banten.
Bagi masyarakat Baduy Dalam yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan, amanah leluhur adalah segala-galanya. Bila tak menaati, mereka akan terkena sanksi adat hingga dikeluarkan dari Baduy Dalam.
Sebenarnya, masyarakat Baduy lebih menyukai menyebut mereka sebagai Urang Kanekes atau Orang Kanekes seperti nama desa yang mereka huni. Sebutan Baduy diberikan oleh penduduk luar kepada mereka yang berawal dari peneliti Belanda karena disamakan dengan kelompok Arab dengan kehidupan nomaden.
Memang, diakui Jaro kifly, diperkirakan sekitar 135 kepala keluarga di Kampung Cibeo selalu tinggal secara berpindah-pindah. Terakhir kali bedol desa, dilakukan 17 tahun silam dengan memindahkan 96 rumah masyarkat Cibeo akibat kebakaran hebat dikala itu.
Rumah tempat mereka tinggal direkatkan tanpa paku dan semen. Suku Baduy Dalam hanya menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren yang diikat menggunakan tali untuk mendirikan rumah.
Setiap rumah hanya diperbolehkan menghadap utara dan selatan. Tak ada perbedaan bentuk rumah, maupun perabotan yang digunakan setiap keluarga Baduy Dalam.
Sulit membedakan strata sosial ataupun tingkat kekayaan warga Baduy Dalam. Pembeda kaya dan miskin bagi mereka hanya dapat dilihat dari jumlah Leuit atau lumbung padi yang diletakkan cukup jauh dari wilayah perkampungan.
Leuit menjadi tempat menyimpan hasil pertanian warga Baduy Dalam. Setiap orang yang telah menikah, wajib hukumnya menggarap lahan pertanian tanpa hak kepemilikan atas tanah.
Kebun lahan pertanian yang mereka garap adalah milik adat. orang Kanekes hanya diperbolehkan menggarap sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan pertimbangan kelestarian alam.
Keluarga Baduy Dalam lebih sering menetap di dangau sembari menunggu lahan pertanian mereka. Anak-anak mereka tidak boleh bersekolah formal dan hanya diharuskan belajar dari alam sambil turut orang tua ke ladang.
Meski tak mengenyam pendidikan formal, anak-anak Baduy Dalam mendapatkan pelajaran secara turun-temurun khususnya terhadap adat istiadat warisan nenek moyang.
Saat tumbuh dewasa, anak-anak Baduy yang telah berusia 18-20 tahun akan dinikahkan. Orang tua akan menjodohkan anak-anaknya dengan sesama warga Baduy Dalam untuk menghidari sanksi diasingkan secara adat.
"Yang menikahkan itu Pu'un, proses sejak lamaran sampai pesta pernikahan bisa sampai 1 tahun. Setelah menikah, mereka tidak boleh bercerai, yang ingin cerai bisa terkena sanksi adat diasingkan ke Baduy Luar," katanya.
Suku Baduy Dalam, akan menjadi warga Baduy Luar secara otomatis apabila mereka menikah dengan warga Baduy Luar. Tidak hanya itu, mereka juga akan menjadi warga Baduy Luar jika secara sukarela ingin keluar dari Baduy Dalam.
Jaro kifly yang berusia 53 tahun dan menjabat sebagai Jaro sejak 20 tahun silam ini mengakui, aturan-aturan adat bagi warga Baduy Dalam sulit dipahami oleh masyarakat luar. Tetapi, aturan warisan nenek moyang tersebut harus dilestarikan agar Baduy tak hilang ditelan zaman.
Hingga saat ini, orang Baduy Dalam tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan, alas kaki, alat elektronik, teknologi, sekolah formal, hingga tidak diperbolehkan mandi memakai sabun dan bahan kimia lainnya.
Bersama Pu'un, Jaro dan Tetua adat secara rutin menceritakan aturan, larangan, sanksi adat budaya Baduy Dalam kepada generasi penerus mereka. Bahkan, mereka juga mengisahkan silsilah nenek moyang secara turun-temurun bersama seluruh warga Baduy Dalam dalam kesempatan tertentu.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes adalah keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Dikutip dari buku karya Adimihardja (2000), pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya.
Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya di abad ke-16 berpusat di Pakuan Padjadjaran atau di sekitar Bogor sekarang. Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda.
Saat itu, Banten merupakan pelabuhan dagang yang sangat besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Penguasa wilayah tersebut, Pangeran Pucuk Umum, menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan.
Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus itu tampaknya menjadi cikal bakal masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng.
Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Padjadjaran.
Akan tetapi, terdapat versi lain dari sejarah Suku Baduy. Dimulai ketika Kian Santang putra Prabu Siliwangi pulang dari Saudi Arabia setelah memeluk Islam di tangan Sayyidina Ali.
Sang putra ingin mengislamkan Sang Prabu beserta para pengikutnya. Pada akhir cerita, dengan 'wangsit siliwangi' yang diterima Sang Prabu, mereka keberatan masuk Islam, dan menyebar ke penjuru Sunda untuk tetap dalam keyakinannya.
Prabu Siliwangi dikejar hingga ke daerah Lebak (Baduy sekarang), dan bersembunyi hingga ditinggalkan. Lalu, Sang Prabu di daerah Baduy tersebut berganti nama dengan gelar baru Prabu Kencana Wungu, yang mungkin gelar tersebut sudah berganti lagi. Di Baduy dalamlah Prabu Siliwangi bertahta dengan 40 pengikut setianya, hingga mangkat tepatnya di Cikeusik, Baduy Dalam, Desa Kanekes.

 oke terimakasi telah berkunjung di blog ane. :D salam admin

0 Response to "Suku baduy banten indonesia"

Posting Komentar

Entri Populer

1017 2012 milli piyango 2013 2013.seni 2014 2015 2016 2018hebat 4shared.com safe 7 Pariwisata aceh Adab makan suku di indonesia adat pernikahan ajar alat musik alat musik kab.pelalawan ambo ambon angklung atanan etnis melayu atra awak ayam bahan bahasa Mandailin bahasa Mandailing bali bandung banten banyumas batak bawean berupa alat musik petik betawi biak borneo branjangan budaya budaya ambon BUDAYA MANGGARAI bugis bun burung cair cakalele ciblek cipow cpns dana dancer Dangdut dayak depag diknas disporabudpar.kerincikab Festival Gamelan glatik gondang. seni gondang goyang erotis guru guru seni i in Tidore Island indonesi2014 Indonesia indonesia dance indonesia satu irian jaya jakarta jalak jatim jawa jokowi juli 2014 kacer kalimantan kampus kesenian kesenian betawi kolintang komodo koplo krav maga kupang kurikulum lagu daerah lampung lampungbarat.go.id Langen mandra Wanara lebaran lebaran 2014 liburan lombok lombok island madiun madura Madura Island makassar manyar Masalah Budaya medan melayuonline.com membuat memilih merauke milli piyango çekilişi minangkabau mission impossible 4 mobil mp3 campursari mudah murah murai musik Musik Melayu Riau musik sasando musik Tong-tong musik tradisional Lampung Musik Ul-daul nganjuk nias North Maluku NTT nusa tenggara timur nusantara ORAL TRADITION palembang pangkalan papua Pariwisata pelajar pemilu 2014 pendidikan perkutut pesantren piyango sonuçları pleci PLPG podang poksay prabowo prenjak presiden 2014 puasa pukul dan tiup rpp Rumah Adat rupa samarinda Sandur Bojonegoro santorum santorum black people santorum definition sasando sasando traditional music SBY sejarah gaib sejarah kerajaan bali sejarah kerajaan flores sejarah kerajaan islam sejarah kerajaan jawa sejarah kerajaan kalimantan sejarah kerajaan melayu sejarah kerajaan papua sejarah kerajaan sulawesi sejarah kerajaan sumatra sejarah kerajaan ternate sejarah suku sasak sejarah suku sumbawa sekolah seni seni budaya Seni dan Budaya seni indonesia seni tari seni tradisi banjar Seni Tradisional Dayak seni tradisional indonesia senibudaya seniman seniwati sertifikasi serunai padi skandal sma smp SMU soal srigunting srikatan Suku Bangsa suku dayak Suku Dayak memiliki bermacam-macam alat musik Suku Madura sumbawa sunda surabaya tari Tari jaipong sunda tari klasik tari tarian Tarian tasikmalaya tatanan etnis melayu tatoo dayak teater the artscampurs the artscampursari tiket tokoh tradisi maluku tradisional tulisan joko uang uka ukg yayasan yılbaşı milli piyango youtube اكمال بيانات حافز اكمال بيانات حافز اكمال بيانات حافز ا